Sunday, January 22, 2012

Contoh Deskripsi Mineral dan Batuan Beku









Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300 derajat C) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi. Tiga ciri umum yang dimiliki oleh batuan beku, yaitu:
1. Homogen dan Kompak
2. Tidak ada stratifikasi atau pelapisan
3. Umumnya tidak mengandung fosil, kecuali tertimbun oleh materi - materi piroklastik.

Penggolongan berdasarkan genesa atau genetik terjadinya batuan beku, pembagian batuan beku ini dilakukan pada awal sebelum dilakukannya penggolongan. Pembagian genesa batuan beku adalah sebagai berikut:
1. Batuan Ekstrusi
    Batuan ekstrusi teridiri dari material pada batuan lava basaltik yang dikeluarkan ke daratan maupun ke bawah permukaan laut. Material menjadi dingin, lalu menjadi padat. Awal pada saat keluarnya magma menjadi debu atau bisa juga menjadi suatu larutan yang kental.
2. Batuan Intrusi
    Proses batuan beku sangat berbeda dengan batuan vulkanik karena adanya perbedaan jenis dan tempat terbentuknya. Tiga prinsip dari tipe dan bentuk intrusi batuan beku, yaitu:
    a. Bentuk tidak beraturan
    b. Bentuk tabular
    c. Bentuk pipa
    Jika terjadi kontak antara batuan ekstrusi dengan batuan intrusi maka akan sejajar dengan bagian tubuh batuan intrusi yang disebut konkordan. Apabila bentuk dari kontaknya kontras akan disebut diskordan atau peridotit.

Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, menggunakan warna mineral penyusun batuannya, yaitu:
1. Mineral Felsik
    Mineral yang berwarna terang atau yang mempunyai unsur asam. Contohnya kuarsa, muskovit, feldspar, dll
2. Mineral Mafik
    Mineral yang berwarna gelap atau yang mempunyai unsur basa. Contohnya olivin, piroksin, biotit, dll

Tekstur
Tekstur adalah keadaan atau hubungan yang erat antar mineral - mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral - mineral dengan massa glass yang membentuk massa dasar dari batuan.

1. Derajat Kristalin
    a. Holokristalin, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.
    b. Holohialin, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.
    c. Hipokristalin, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa kristal.

2. Granularitas
    Merupakan ukuran butir dalam batuan beku dan terdiri atas beberapa macam, yaitu:
    a. Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan lup.
    b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.
    c. Porfiritik adalah adanya ukuran kristal besar di massa fanerik atau afanitik.

3. Bentuk Kristal
    a. Euhedral, bentuk kristal dan butiran mineralnya mempunyai bidang yang sempurna.
    b. Subhedral, bentuk kristal dan butiran mineralnya pada bidang yang tidak jelas.
    c. Anhedral, bentuk kristal dan butiran mineralnya dibatasi oleh bidang yang tidak teratur.

4. Relasi
    Hubungan kristal satu sama lain bisa dilihat dari keseragaman ukuruan kristal, tersusun atas dua jenis, yaitu:
    a. Equigranular, ukuran kristal yang membentuk pada batuannya berkuruan sama besar.
    b. Inequigranular, ukuran butir kristal yang membentuk batuan relatif tidak sama besar.

Struktur
1. Masif, apabila tidak menunjukkan adanya pola sifat aliran atau fragmen batuan lain yang tertanam di dalamnya.

2. Lava Bantal (Pillow Lava), struktur batuan yang terbentuk dari lava atau magma yang membeku yang berbentuk seperti bantal.


3. Joint, dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
    a. Columnar Jointing, apabila bentuknya seperti tiang.


    b. Sheeting Jointing, apabila bentuknya seperti lembaran


4. Vesikuler, struktur yang memperlihatkan lubang - lubang yang teratur akibat dari keluarnya gas.


5. Skoria, struktur yang memperlihatkan lubang - lubang, namun tidak teratur.



6. Amigdaloidal, juga berlubang - lubang, namun lubangnya terisi oleh mineral sekunder.


7. Xenolit, struktur yang memperlihatkan fragmen dari batuan yang tertanam dalam massa batuan.


8. Autobrecchia, struktur yang memperlihatkan adanya fragmen - fragmen lava.

Pembentukan Batuan Beku
Klasifikasi berdasarkan terjadinya, yaitu:
1. Effusive Rock, batuan beku yang terbentuk dipermukaan
2. Dike Rock, terbentuk di dekat permukaan
3. Deep Seated Rock, terbentuk jauh di dalam Bumi.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
1. Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 yang terkandung lebih dari 66%. Contohnya adalah Riolit.
2. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah Dasit.
3. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 yang terkandung antara 45% - 52%. Contohnya yaitu Andesit.
4. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah Basalt

Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna, yaitu:
1. Leucoctaris Rock, mengandung kurang dari 30% suatu mineral mafik.
2. Mesococtik Rock, apabila mengandung lebih bdari 60% mineral mafik.
3. Melanocracktik Rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
4. Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%
5. Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai dengan 40%
6. Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai dengan 70%
7. Mafic, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.


Dari Berbagai Sumber

Proses Pembentukan Mineral

Dalam proses pembentukan mineral ada beberapa poin yaitu:
1.       Konsentrasi magma
2.       Sublimasi
3.       Kontak metamorfosa
4.       Sendimentasi
5.       Proses Bakteria
6.       Sub Marine extlative dan vulkanik
7.       Evaporit (air laut menguap di dalam air laut terkandung mineral unsure logam terjadilah mineral
8.       Residual dan mekanik konsentrasi
9.       Oksida dan Supergen
10.     Metamorfosa (Cont-Dinamo-Regional)

SUMBER

Saturday, January 21, 2012

Mineralogi

Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang sifat - sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos. Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti Mineralogi adalah Ilmu tentang Mineral.

Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )

Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :

L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.

D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

UU Republika Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang padu.


  • Sifat - Sifat Fisik Mineral
Warna
Warna adalah suatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh cahaya atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna asli dari mineral itu sendiri. Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit yang berwarna biru dan mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll.
Warna mineral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Warna Isiokhromatik : Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada umumnya dijumpai pada mineral - mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau berkilap logam. Contoh : Magnetit, Galena, Pirit, Pirolusit, dll.
2. Warna Allokhromatik : Apabila mineral warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral pengotornya, pada umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus cahaya (transparan/translucent) atau berkilap non logam. Contoh : Kuarsa, Gipsum, Kalsit, dll.

Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral yang erat hubungannya itu dengan sifat pemantulan dan pembiasan. Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, apabila semakin besar indeks bias mineral, semakin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan . Nilai ekonomik mineral kadang - kadang ditentukan oleh kilapnya. Macam - macam kilap antara lain :
1. Kilap Logam (Metallic Luster)
    Mineral - mineral opaque yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau lebih. Contoh : Galena, Native Metal,  Sulfit, Pirit, dll.
2. Kilap Kaca (Vitreous Luster)
    Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti kaca. Contoh : Kuarsa, Kalsit, dll
3. Kilap Intan (Diamond Luster)
    Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh : Intan
4. Kilap Sutera (Silky Luster)
    Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan sutera dan umumnya terdepat pada mineral yang berserat. Contoh : Asbes, Aktinolit, Gipsum, dll 
5. Kilap Damar (Resinous Luster)
    Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar atau kekuning - kuningan. Contoh : Spalerit, Sulfonit, dll
6. Kilap Mutiara (Pearly Luster)
    Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara atau bagian dalam dari kulit kerang. Contoh : Muskovit, Talk, Dolomit, dll
7. Kilap Lemak (Greasy Luster)
    Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti sabun. Contoh : Serpentinit, dll
8. Kilap Tanah (Earthy Luster)
    Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lempung. Contoh : Kaolin, Limonit, Pauksit, dll

Cerat
Cerat atau warna goresan merupakan bagian dari warna di dalam mineral, tetapi dalam bentuk serbuk, dapat diperloeh dengan cara mengikir atau digesekkan di bagian belakang porselen atau ampelas.

Pecahan
Pecahan adalah kenampakan mineral dalam keadaan pecah, cara mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan tidak teratur. jenis - jenis pecahan yaitu :
1. Pecahan Konkoidal
    Memperlihatkan gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Contoh : Kuarsa, Kalsedon, dll
2. Pecahan Serat
    menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti serat atau daging. Contoh : Serpentinit, Asbes, Augit, dll
3. Pecahan Tidak Rata
    Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar. 
4. Pecahan Runcing
    Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar.
5. Pecahan Rata
    Permukaannya rata dan cukup halus. Contoh : Lempung, dll

Belahan
Belahan adalah kenampakan minearl untuk membelah melalui bidang yang rata, halus, dan licin, serta pada umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi :
1. Belahan Sempurna (Perfect Cleavage)
    Merupakan pecahan yang sejajar terhadap bidang dari satu belahannya dengan memperlihatkan bidang permukaan yang halus. Contoh : Biotit, Muskovit, dll
2. Belahan Baik (Good Cleavage
    Merupakan mineral lebih mudah belah yang menurut bidang di dalam belahannya bila dibandingkan dengan belahannya kearah lain. Contoh : Kalsit, Orthoklas, Gipsum, dll
3. Belahan Tidak Jelas (Indistinct Cleavage)
    Merupakan bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya. Contoh : Plagioklas, dll
4. Belahan Tidak Tentu
    Merupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contoh : Kuarsa, Opal, Kalsedon, dll
5. Belahan Jelas (Distinct)
    Merupakan pecahan yang sesuai terhadap bidang dari suatu belahan tetapi juga terpecah kearah lain. Contoh : Hornblende
6. Belahan Tidak Sempurna (Inperfect Cleavage)
    Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan juga cukup sukar untuk diamati. Contoh : Apatit, Native  Metal, dll
Ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan menjadi :
1. Belahan satu arah
2. Belahan dua arah

3. Belahan tiga arah

4. Belahan empat arah


Bentuk
Bentuk mineral ada dua macam, yaitu :
1. Bentuk Kristalin
    Apabila mineral mempunyai bidang yang ideal dan baisanya terdapat pada mineral yang mempunyai bidang belahan.
2. Bentuk Amorf
    Mineral tidak mempunyai batasan yang jelas.


Kekerasan
Kekerasan adalah ukuran daya tahan suatu mineral apabila permukaannya digores dengan mineral lain. Contoh : Mineral X digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada permukaan mineral X tergores, maka Mineral Z lebih keras dari mineral X. Berikut tabel Skala Kekerasan mineral yang dibuat oleh Mohs.

Selain menggunakan mineral, bisa juga menggunakan alat untuk mengukur suatu kekerasan dari mineral.
Kuku Jari = 2,5
Jarum = 3,0
Uang Logam = 3,5
Paku Besi = 4,5
Pisau Baja = 5,5
Kaca = 5,5 - 6,0
Kikir Baja = 6,0 - 7,0
Ampelas = 8,0 - 9,0 

Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral pada gaya tarik magnet. kemagnetan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Ferromagnetik : tertarik kuat oleh magnet seperti magnetit dan pirotit.
2. paramagnetik : tertarik lemah oleh magnet seperti pirit.
3. Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet.

Sifat Dalam
Sifat dalam adalah reaksi mineral terhadap gaya seperti memberi penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, atau penghancuran. Sifat dalam dibedakan menjadi enam, yaitu:
1. Rapuh (Brittle)
    Bila digores menjadi tepung, tetapi isinya atau bubuknya tidak pergi ke segala arah dan mudah untuk dihancurkan.
2. Dapat Diiris (Sectile)
    Dapat diiris dengan pisau dan juga pada kenampakannya memberikan kehalusan.
3. Dapat Dipintal (Ductile)
    Dapat dibentuk layaknya kapas.
4. Lentur (Elastic)
    Bila dibengkokkan dapat kembali keseperti semula.
5. Fleksible
    Bila dibengkokkan tidak dapat kembali lagi keseperti semula.
6. Dapat Ditempa
    Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis atau melebur. 

Berat Jenis
Berat Jenis adalah perbandingan dari berat mineral terhadap volumenya di dalam air.

Kelistrikan (Electricity
kelistrikan merupakan sifat dalam mineral yang berhubungan dengan arus atau aliran listrik. Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konduktor, yaitu mineral yang mampu menghantarkan listrik.
2. Non-Konduktor atau Isolator, yaitu suatu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.

  • Sifat Kimia Mineral
Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:
1. Golongan Native Element
    Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi tiga, yaitu:
    a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll
    b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll
    c. Golongan Non Logam. Contoh : O2  
2. Golongan Sulfida
    Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll
3. Golongan Oksida dan Hidroksida
    Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam dengan oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida sederhana dan juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO) untuk oksida dan Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur - unsur yang bersenyawa dengan oksigen,. Unsur digolongan ini amat banyak dan biasanya logam berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah oksigen . Sifat golongan oksida berubah - ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe - tipe batuan yang banyak jenisnya.
4. Golongan Halida
    Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa dengan unsur - unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl).
5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates
    Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll
    Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3)
    Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan borates radikal.
6. Golongan Sulfat
    Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anioin S04, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4), Anhidrit (CaSO4), dll
7. Golongan Fosfat
    Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna. Contoh Vivianit (Fe3(PO4)3), dll
8. Golongan Silika
    Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah keadaannya. Silika juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf. Contoh : ortoklas (KAlSi3O8).

Apa Itu Geologi?

Definisi Geologi 
      Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu terdiri atas  2 kata  geo dan logos, geo berarti bumi dan logos berarti ilmu pengetahuan.

      Geologi adalah ilmu pengetahuan bumi mengenai asal, struktur, komposisi dan sejarahnya (termasuk perkembangan, kehidupan) serta proses-proses yang telah menyebabkan keadaan bumi  seperti sekarang ini (Written n Brooks, 1972 ;204).


      Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet bumi, terutama mengenai materi penyusunnya, proses yang terjadi padanya, hasil proses tersebut. Sejarah planet itu dan bentuk-bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk (Bates dan Jakcson, 1990, 272).

      Geologi adalah suatu cabang ilmu yang pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gajala yang berkaitan dengan proses terbentuknya bumi. Keberadaan bumi serta fenomena lainnya yang berkaitan  dengan – dengan bentuk alam (Munir, 1996).

Ruang Lingkup Geologi Dasar dan Kaitannya dengan Ilmu Geologi


  • Geologi Struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan bumi serta hubungannya dengan jenis-jenis batuan yang terbentuk dikerak bumi.
  • Geologi Pertambangan adalah ilmu yang mempelajari tentang kandungan mineral atau bahan-bahan tambang yang dimungkinkan untuk dimanfaatkan untuk keperluan industri atau keperluan lainnya.
  • Geologi Minyak adalah ilmu yang mempelajari tentang kemungkinan adanya bahan fosil yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar (sumber energi) minyak dan gas bumi.
  • Geologi Teknik adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan permukaan bumi yang dikaitkan  dengan kekuatan tanah untuk penopang kontruksi bangunan (jembatan, terowongan dll)
  • Petrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat batuan penyusun bumi dan manfaatnya
  • Mineralogi adalah ilmu yang memepelajari tentang sifat dan ciri mineral –mineral yang terdapat dalam bumi  dan manfaatnya bagi manusia serta dampaknya terhadap sifat dan ciri tanah. 
  • Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, ciri serta pembentukan gunungapi serta pengaruhnya terhadap kehidupan
  • Seismologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat gerakan kerak bumi berupa gempa bumi serta dampaknya terhadap susunan kerak bumi dan bentuk permukaan bumi.
  • Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan bumi baik dari sifat lapisan maupun proses terjadinya perlapisan.
  • Geofisika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembentukan keadaan permukaan bumi dan atsmosfer seperti perubahan angin iklim dan beberapa sifat fisik lainnya yang mempengaruhi permukaan bumi.
  • Geokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem penyusun bumi dilihat dari aspek kimia seperti kelarutan unsur dan karakteristik unsur dalam tanah.
  • Geologi Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang evolusi kehidupan di permukaan bumi yang meliputi peradapan manusia di permukaan bumi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
  • Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan fosil-fosil yang terkandung dalam batuan yang dapat mengungkapkan sejarah masa lalu.
  • Geomorfologi adalah ilmu yang tentang proses-proses yang berhubungan dengan pembentukan permukaan bumi dan pengaruhnya terhadap kondisi setempat
  • Sedimentologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk-beluk batuan endapan (batuan sedimen) meliputi klasifikasi, jenis dan macamnya serta pembentukannya




Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons